Alamat admin

Perum. Trias Estate BloK E Cibitung - Email : imalhajj@gmail.com

Selasa, 09 April 2013

TATAKELOLA QOLBU SECARA KHUSUS


Jika seandainya anda sudah melaksanakan amalan-amalan qolbu ini belum halus, jangan bingung apalagi putus asa karena masih ada satu metode dzikir yang lebih ampuh dan lebih efektif dalam melembutkan qolbu, yakni berdzikir jahar mengucapkan:Laa ilahaa illalloh dengan metode tertentu, sebagaimana sabda Rasululloh SAW: Wahai Ali, kiamat tidak akan terjadi selama di atas bumi ini masih ada orang yang mengucapkan “Laa ilaaha illalloh”. Ali bertanya, “Ya Rasululloh, bagaimana caranya? Rasululloh bersabda:

”pejamkan kedua matamu, dengarkan dariku tiga kali, kemudian ucapkanlah olehmu tiga kali juga dan aku mendengarkan. Lalu Rasululloh berkata: “Laa ilaaha illalloh”. Beliau mengucapkannya tiga kali sambil memejamkan kedua matanya dan meninggikan suaranya, dan Ali mendengarkannya. Kemudian Ali mengulang-ngulang lafadz tersebut juga tiga kali, sambil memejamkan kedua matanya dan mengeraskan suaranya dan Nabi mendengarkannya (HR Imam Ahmad dan Tabrani).

Hadits di atas oleh sebagian umat muslim dijadikan dasar hukum dalam berdzikir jahar mengucapkan Laa ilahaa illalloh dengan suara keras dan menggema. Hal ini diperkuat juga oleh hadits lain yang diceritakan oleh Ishak bin Abdurrahman dari Amir bahwa Ibnu Abbas berkata:
Bahwasannya mengeraskan suara dalam dzikir ketika manusia selesai sholat fardhu benar-benar ada pada zaman Nabi SAW, karena Ibnu Abbas mendengar suara keras dalam dzikir itu (HR Bukhari). Mengapa harus keras, karena: Suara keras dalam berdzikir bersama-sama pada waktu tertentu/ba‘da sholat fardhu akan berbekas dalam menyingkap hijab dan menghasilkan nur dzikir (HR Bukhari).

Berdzikir Laa ilahaa illalloh dengan suara keras dan menggema bukan tanpa arah dan tujuan, melainkan salah satunya adalah untuk menghaluskan qolbu yang keras seperti batu dengan pukulan yang kuat dan hentakan yang keras agar si qolbu cepat luluh sehingga mampu mengingat/menyebut Ismu Dzat setiap saat. 

Metode berdzikir jahar seperti itu bukan main-main atau rekayasa melainkan perintah langsung dari Alloh. Simak surat Al-Baqarah berikut: Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada sungai-sungai yang mengalir….(74). Oleh karena itu: Pukullah batu itu dengan tongkatmu, hingga memancarlah dari batu itu dua belas mata air … (60).

Makna ayat-ayat tersebut adalah agar qolbu kita yang keras seperti batu menjadi luluh, maka qolbu itu harus dipukul dengan tongkat Musa AS, yaitu tongkat tauhid yang meng-Esa-kan Alloh Azza wa Jalla. Apa yang dimaksud dengan tongkat tauhid Musa AS? Tiada lain adalah kalimah Laa ilahaa illalloh. Mengapa tongkat Musa AS dimaknai sebagai kalimat toyyibah? Sebab kalimat Laa ilahaa illalloh memiliki dua belas sifat Alloh yang akan terpancar (mengalir) dari qolbu orang-orang yang selalu mengingat Al-Haq Azza wa Jalla, seperti amanah, fatonah, pemaaf, penyayang, penyabar, penyantun, tawadhu, dsb.

{Jangan ada persepsi dalam benak kita bahwa Nabi Musa AS kemana-mana membawa tongkat seperti si buta dari gua hantu, karena ayat-ayat di atas adalah kiasan. Sesungguhnya Nabi Musa AS kemana-mana hanya menyeru untuk meng-Esa-kan Alloh dengan tongkat thoyyibah yang lurus, yakni Laa ilahaa illalloh. Dengan kalimah itu Nabi Musa AS dapat mengalahkan sihir, menundukkan lautan, berjumpa dengan Alloh, dsb.}
Jika kita tidak tahu tatacara atau metode berdzikir seperti di atas, maka harus bertanya kepada ahli dzikir, sebagaimana firman-Nya:Maka bertanyalah kepada ahli dzikir jika kamu tidak mengetahuinya (QS An-Nahl:43). Dengan kata lain, kita diwajibkan untuk menemui ulama “ahladz-dzikriyang akan memberikan arahan kepada kita tentang metode berdzikir yang benar sesuai perintah-Nya, baik dzikir jahar maupun dzikir khofi. Di samping memberikan arahan berdzikir, ulama tersebut juga akan membimbing kita menuju Nur Illahi sehingga kita bisa berdekatan dengan Alloh Azza wa Jalla dan selalu bersama-Nya setiap saat selama kita hidup di dunia yang fana ini.

Dalam hal ini, ulama tersebut berperan sebagai washilah. Simak perintah berikut: Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Alloh dan hubungi/carilah washilah (jalan, media, perantara) untuk bisa mendekatkan diri kepada Alloh, dan berjihadlah di jalan-Nya supaya kamu mendapat keberuntungan(QS Al-Maidah:35).

Apakah di era millenium sekarang ini ada ulama ahli dzikrulloh, yang dapat membimbing kita menuju Nur Illahi hingga kita bisa dekat dan selalu bersama Alloh Azza wa Jalla setiap saat? Jika dalam benak kita ada pertanyaan seperti itu, berarti kita sudah kufur kepada ayat-ayat Alloh, mengapa? Sebab Alloh mewahyukan ayat-ayat Al-Qur’an kepada Nabi SAW bukan sekedar lipservice, tetapi Alloh Maha benar dengan segala firmannya, dan apa yang dinyatakan dalam Al-Qur’an pasti ada dan sudah dipersiapkan oleh Alloh.

Pada waktu Nabi Muhammad masih hidup, yang menjadi washilah atau pembimbing umat muslim menuju Nur Illahi adalah Nabi sendiri sebab Beliau adalah Rasululloh SAW. Setelah Beliau wafat, yang menjadi washilah adalah para Khulafa Ar-Rasyidin, khususnya Abu Bakar Siddiq r.a., Umar bin Khatab r.a, Utsman bin Affan r.a., dan Ali bin Abi Thalib r.a. Walaupun pada masa sekarang Nabi SAW sudah tiada, tetapi para pewarisnya akan ada hingga akhir zaman, siapakah gerangan, dia adalah ulama, Ulama adalah pewaris para Nabi dan Rosul(HR Turmudzi).

Adapun tupoksi dari para ulama adalah untuk memperbaharui atau meneguhkan iman umat muslim, sesuai sabda Nabi SAW: Sesungguhnya Alloh akan membangkitkan atau mengutus untuk umat ini setiap seratus tahun seorang peneguh (pembaharu) iman umat Islam(HR Abu Dawud Al-Hakim dan Baihaqi dari Abu Hurairah r.a).

Permasalahannya bukan ada atau tidak tetapi ulama seperti yang diungkapkan di atas susah dicari sebab tidak memiliki motivasi duniawi saking takutnya kepada Alloh.Sesunguhnya yang takut kepada Alloh dari hamba-hamba-Nya adalah ulama(QS Al-Fathir:28). Ulama yang dimaksud memiliki sifat-sifat seperti Nabi Muhammad baik ucapan, perbuatan, maupun kema’rifatannya kepada Alloh karena dia ahli warisnya, tetapi kema’rifatannya tidak akan menyamai Nabi SAW apalagi melebihinya sebagaimana sabdanya: Aku adalah orang yang paling ma’rifat diantara kamu sekalian kepada Alloh, dan sesungguhnya ma’rifat adalah pekerjaan hati (HR Bukhari).

Mengapa ulama seperti itu susah dicari? Sebab tidak pernah menunjukan keunggulan jatidirinya, tidak pernah mengaku sebagai waliyulloh, dan yang lebih sulit tidak sum’ah(ingin dikenal), tidak seperti kita mengadakan event tak bermutu pun ngundang media dan dibewarakan agar kesohor. Jika didatangi para pejabat negara atau pengusaha kaya, tidak pernah meminta bantuan apalagi meminta balasan malahan sebaliknya, memberi nasihat dan selalu mengajak untuk belajar berdzikrulloh bersama-sama. Mengapa mengajak belajar dzikir bersama? Karena tidak pernah mengaku sebagai ahli dzikir. Oleh karena itu, Ikutilah orang-orang yang tidak meminta balasan kepadamu, karena mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk (QS Yasin:21).

Dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Ku kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan (QS Luqman:15). Perintah ini dianjurkan juga oleh Nabi SAW: Adalah kamu sekalian bersama Alloh, jika kamu sekalian tidak bersama Alloh, maka kamu bersama orang yang bersama Alloh, karena sesungguhnya dia akan menghantarkanmu kepada Alloh. Siapakah ulama yang sudah bisa kembali kepada Alloh? Tiada lain adalah ulama ahladz-dzikri Laa ilahaa illalloh. Mengapa harus dia? Sebab:Dengan kalimah thoyyibah, benar-benar anti kemusryikan. Maka Alloh memerintahkan kita supaya mengikuti jalannya orang-orang yang kembali kepada-Nya, yakni jalannya ahli Laa ilahaa illalloh (HR Bukhari).

Jika kita mengikuti metode atau jalannya ulama ahladz-dzikri yang sudah bisa kembali kepada Alloh Azza wa Jalla, mudah-mudahan kita juga bisa sampai kepada Alloh. Jika kita belum sampai kepada Alloh karena keburu ajal datang menjenguk, mudah-mudahan kita terbawa oleh ulama yang sudah bisa kembali kepada Alloh dan dijadikan pengikutnya (murid) sebagaimana perintah Alloh: Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Alloh, dan hendaklah bersama orang-orang yang benar (QS At-Taubah:119). Jika kita menjadi pengikut ulama ahladz-dzikri, insya-Alloh akan selalu bersama orang yang benar, yakni ulama yang selalu mengingat Allloh dan selalu bersama-Nya, sebab dzikrulloh adalah jalan yang benar (QS Al Zukhruf: lihat di atas).

Apabila anda telah menemukan ulama ahladz-dzikri dan mengikuti jalannya, maka bersabarlah terhadap apapun yang terjadi selama menempuh jalan itu karena banyak sekali godaan dan cobaan yang akan merintanginya dan jangan sekali-kali berpaling dari ajarannya maupun nasihat-nasihatnya, sesuai perintah Alloh: Sabarlah dirimu bersama-sama dengan mereka yang selalu menyeru Tuhannya baik pagi maupun petang semata-mata karena mengharapkan ridho-Nya. Dan janganlah engkau lepaskan pandanganmu terhadap mereka (QS Al-Kahfi:28).

Biasanya cobaan dan godaan yang datang itu dapat berupa kekurangan harta atau kelebihan harta, diberi jabatan atau dicopot dari jabatannya, difitnah dan dihinakan bahkan bisa masuk penjara karena fitnah, dan untuk kaum lelaki biasanya digoda oleh wanita yang bukan haknya, serta banyak lagi macam godaan dan cobaan yang akan menimpa kita. Kuncinya satu: Sabar.  Simak firman Alloh berikut: Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar (QS.Al-Baqarah: 155), karena sesungguhnya Alloh bersama orang-orang yang sabar, …innalloha ma’as sobirin (QS.Al-Baqarah: 153).

Disunting Oleh: Ags Badar......

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites