Ketika Nabi Muhammad S.A.W. dan Sayyidina Abu
Bakar Siddiq r.a. bersembunyi di Gua Hiro, kaum Quraisy yang Kafir, memburu
Nabi ke gua itu, dan mereka mencari berada di mulut gua itu.Sayyidina Abu Bakar
sangat bimbang, khawatir mereka mengetahui bahwa Nabi S.A.W. berada di situ.
Kemudian Nabi S.A.W. bersabda. sebagaimana termaktub dalam
Surat At-Taubah ayat 40 :"Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah
beserta kita" (QS.9 At-Taubah : 40).
Sayyidina Abu Bakar berkata :"Ya
Rasulullah, mohon anda memberi petunjuk, agar hati hamba tenteram jangan merasa
bimbang seperti sekarang". Sabda Nabi S.A.W: "Ucapkan olehmu
Asma Allah". "Bagaimana caranya mengucapkan kalimah itu dan
dimana menempatkannya, ya Rasulullah" kata Sayyidina Abu Bakar.
"Harus ingat kamu kepada Tuhanmu di dalam
hati dengan merendah. merasa malu dan takut, tidak usah dengan ucapan yang
keras (tidak dilisankan), cukup dengan getarnya hati, detaknya jantung. Cara
berdzikir seperti itu harus dari pagi sampai petang serta ingat terus jangan
ada lupanya", sabda Nabi S.A.W. "Bagaimana kalau lupa ya Rasulullah?" tanya
Sayyidina Abu Bakar.
"Harus ingat kamu kepada Allah. Dimana lupa
usahakan untuk ingat lagi", sabda Nabi S.A.W.
Jadi kalau diumpamakan, seperti jam (arloji
putar). Apabila berhenti putar lagi.
Setelah Sayyidlna Abu Bakar dapat ijazah dan
Nabi Muhammad S.A.W.
hatinya merasa tenteram, tidak bimbang dan takut melihat rombongan kaum kafir
yang akan membunuh Nabi S.A.W. sebagaimana Firman Allah (Q S. Al-Fath ayat 26)
:"Lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada
orang-orang mukmin dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat takwa dan adalah
mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya.” (QS 46 Al-Fath :
26)
Semua itu adalah asal-usul adanya Thoreqat
Naqsyabandiyyah.
Setelah Sayyidina Abu Bakar diberi wirid itu
dari Rasulullah S.A.W.
beliau sangat takut kepada Allah sampai para Sahabat menerangkan :
"Apabila kita mendekati Sayyidina Abu Bakar, tercium dari mulutnya seperti
telah memakan goreng hati domba, dan terdengar dari hatinya seperti suara
mendidihnya minyak kelapa dalam penggorengan."Keterangan seperti itu dalam
Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Tabrani yang berbunyi "Tidak
semata-mata Allah SWT. mengucurkan suatu rahasia ke dalam dadaku, akan tetapi
aku juga mengucurkan rahasia itu ke dalam dada Sayyidina Abu Bakar"Yang
dimaksud dengan rahasia ialah Dzikir Khofi.
Rasulullah S.A.W. bersabda kepada para Sahabat :"Apabila ditimbang
iman Abu Bakar dengan iman jin dan manusia. selain para Nabi dan Mursalin.
tenlu akan lebih berat imannya Abu Bakar.”
"Apa sebabnya Sayyidina Abu Bakar
sedemikian tinggi imannya melebihi para Sahabat yang lain, ya Rasulullah,
padahal shalatnya, puasanya dan sedekahnya sama……..?" tanya para Sahabat.
Sabda Rasulullah S.A.W. "Kamu sekalian tidak akan mengungguli
Abu Bakar dalam hal banyaknya sholat, puasanya dan sidqohnya, akan tetapi
keunggulan dari Abu Bakar adalah karena dalam dirinya ada satu rahasia, yang
tetap tinggal dalam qalbunya".
Setelah Sayyidina Abu Bakar Siddiq diberi ijazah
oleh Nabi Muhammad S.A.W.
amalan tersebut menjadi termasyur pada masa itu, sehingga wirid itu disebut
Siddiqiyyah, didasarkan pada nama Sayyidina Abu Bakar Siddiq r.a.
Perlu diketahui, sebenarnya sebutan silsilah itu
berbeda-beda karena berbeda-beda masanya.
Dimulai dari masa Sayyidina Abu Bakar sampai
kepada Syekh Thoofur bin Isa Abi Yazid aI-Busthami, dinamai Thoreqat
SiddiqiyyahDan mulai Syekh Thoofur sampai kepada Syekh Muhammad Bahauddin
Husaeni al-Uwesi al-Bukhori, dinamai Khowajikaniyyah.
Dari mulai Syekh Bahauddin sampai kepada Syekh
Abdullah Al-Ahrori dinamai Thoreqat Naqsyabandiyyah.
Arti dari Naqsyabandi itu berasal dari kalimat
Naqsun-bandun yang artinya mencapkan stempel. Jelasnya Menerapkan cap/stempel
yang abadi yang tidak bisa dilebur/dihapus oleh apa-apa, adapun hapusnya oleh
Lupa/Ghoflah.
Menurut riwayat, ketika Syekh Bahauddin
Naqsyabandi sedang berdzikir kepada Allah, dalam hatinya sampai jelas terlihat lahirnya
lafadz Jalallah tembus ke dalam dadanya. Maka dari sejak itu sampai sekarang,
disebut Thoreqat Naqsyabandiyyah.
Catatan : "Dzikir Khofi ini sebaiknya
melalui proses bai'at dan talqin,red"
Disunting oleh : Ags Badar....
Disunting oleh : Ags Badar....
0 komentar:
Posting Komentar